Kamis, Januari 29, 2009

Emisi Yang Kita Buang Selama Googleing

Menurut penelitian baru, melakukan dua pencarian Google dari desktop komputer dapat menghasilkan jumlah karbon dioksida yg sama dengan mendidih air untuk membuat secangkir teh.

Jutaan orang menggunakan Google tanpa memikirkan dampaknya bagi lingkungan, 1 pencarian menghasilkan 7 gram karbon dioksida, sedangkan ceret mendidih yang menghasilkan sekitar 15 gram.

"Google mengoperasikan pusat data yang besar di seluruh dunia yang mengkonsumsi banyak energy listrik," kata Alex Wissner-Gross, seorang ahli fisika Harvard University yg melakukan penelitian mengenai dampak lingkungan komputasi. "Sebuah pencarian Google pasti memiliki dampak lingkungan."

Google merahasiakan tentang konsumsi energi dan karbon dioksida yg dihasilkan. Google juga menolak untuk memberitahukan lokasi dari puluhan pusat datanya. Namun, dengan perkirakan pencarian setiap hari lebih dari 200 juta secara global, tingkat konsumsi listrik dan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh komputer dan internet perlu perhatian khusus. Pusat server data penyimpanan miliar halaman web memerlukan tenaga (listrik) untuk menjalankan dan mendinginkannya.

Walaupun Google mengatakan ia berada di garis terdepan teknologi komputasi yang ramah lingkungan, mesin pencarinya menghasilkan gas CO² yang tinggi dalam operasi. Ketika kita mengetik di Google untuk pencarian, misalnya "tips menghemat energi", permintaan kita tidak hanya ditujukan ke satu server saja, tetapi ke beberapa server sekaligus. Data tersebut akan dikirim ke server yang terpisah ribuan mil. Google infrastruktur akan mengirimkan data dari mana saja yang menghasilkan pencarian tercepat, sistem ini akan mengurangi jeda waktu pencarian tetapi meningkatkan konsumsi energi. Untuk kita ketahui Google memiliki server di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Cina.

Wissner-Bruto juga menghitung gas emisi CO² yang dihasilkan oleh penggunaan internet individu, penelitian menunjukkan bahwa melihat halaman situs web sederhana menghasilkan gas CO² 0.02 gram per detik. Ini meningkat sekitar sepuluh kali lipat menjadi sekitar 0.2 gram per detik ketika melihat sebuah situs web kompleks dengan gambar, animasi atau video.

Secara terpisah John Buckley, Direktur Pengelolaan carbonfootprint.com, British Environmental Consultancy, memperkirakan emisi gas CO² dari pencarian Google di antara 1- 10 gram, tergantung pada apakah kita harus mulai menyalakan PC (dari kondisi OFF) atau PC sudah dalam kondisi ON. PC yang dalam keadaan ON menghasilkan emisi gas CO² 40 – 80 gram per jam, katanya.(The Economic Time)

Sabtu, Januari 17, 2009

WE WILL NOT GO DOWN

The letter below was coming from Michael Heart who wrote a song that dediacted for Gaza which under Zionist Israel colonialism;

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they're dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who's wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

Cahaya putih yang membutakan mata
Menyala terang di langit Gaza malam ini
Orang-orang berlarian untuk berlindung
Tanpa tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati

Mereka datang dengan tank dan pesawat
Dengan berkobaran api yang merusak
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara yang terdengar di tengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yg salah & benar

Tapi kata-kata mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom-bom pun berjatuhan seperti hujam asam
Tapi melalui tetes air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal

Dear friends,

I have been overwhelmed by the warmth and the friendship you have all given me in response to my song for Gaza, "We Will Not Go Down". I am doing my best to go through your numerous messages, emails and comments, and ask you to kindly bear with me until I am able to do so. Please forgive me if I am not able to respond to each and everyone of you; but please also know that I really appreciate your messages.

My original intention to donate proceeds from the sale of the MP3 to charity has been complicated by technical matters; therefore, I have decided to make the song available free of charge. I would like to request that after downloading the song from this page, you kindly donate directly to a charity or an organization dedicated to alleviate the suffering of the Palestinian people. Worthy of note is UNWRA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East), which has been helping Palestinian refugees since their dispossession in 1949. Please click here to donate through them: http://www.un.org/unrwa/

Thank you for your continued encouragement of my work as a musician, for your purchases of my CD, and for spreading the song, the video and the message as you have been doing. I am grateful for every demonstration of support I have received from you, and for every thought and prayer that has gone to the people of Gaza.

Sincerely,

Michael Heart

Download MP3 "We Will Not Go Down (Song for Gaza)" (gratis dan legal)


Rabu, Januari 14, 2009

Perseteruan Abadi Israel vs Palestina demi Historical Right Kepahitan Sejarah Telah 35 Abad

Sejarah mencatat, tak ada perseteruan dan permusuhan yang sedemikian lama ''seabadi'' kasus Israel-Palestina, musuh bebuyutan sejak abad 14 SM sampai sekarang abad 21 M. Tak kurang dari 35 abad perseteruan itu belum juga menemukan jalan damai yang diimpikan.

Bandingkan dengan perang dingin Rusia v Amerika, yang tak lebih satu abad telah berakhir dengan pecahnya Rusia pasca glasnost dan perestroika. Perang ideologi besar dunia komunis versus kapitalis juga telah berakhir dengan ambruknya masing-masing ideologi. Komunisme telah luruh menjadi neo-komunisme sejak RRC menjadi negara yang membuka modal kapitalis. Sebaliknya, kapitalis juga ambruk seiring runtuhnya ekonomi dunia yang episentrumnya ada di Amerika. Dan kini sedang berproses mencari model baru kapitalisme (neo-kapitalisme).

Ringkasan Sejarah dan Ibrah

Bani Israil adalah golongan keturunan Nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim as, juga dikenal dengan nama Yahudi. Sejarah Bani Israil bermula ketika Nabi Ibrahim mengembara bersama pengikutnya menyeberangi Sungai Eufrat menuju Kan'an (kini Palestina). Ibrahim mempunyai dua orang istri. Dari istri mudanya, Siti Hajar, dia dikaruniai seorang anak bernama Ismail. Dari istri tuanya, Siti Sarah, dia dikaruniai seorang anak bernama Ishaq.

Sewaktu wafat, Ibrahim meninggalkan putranya yang kedua, Ishaq, di Kan'an dan putanya yang pertama, Ismail, di Hedzjaz (kini menjadi wilayah barat kerajaan Arab Saudi, yaitu Makkah, Madinah, Taif, dan Jeddah).

Konon, pengasingan dua anak yang berjauhan itu akibat perseteruan dua istri Ibrahim -Sarah dan Hajar- yang tidak akur. Dari sinikah awal perseteruan Israel-Palestina tersebut dimulai? Wallahu a'lam, karena ada yang bergumam, seandainya Ibrahim tidak beristri dua, niscaya dunia tidak seperti ini. Ismail akhirnya menjadi bapak bagi sejumlah besar suku bangsa Arab, garis keturunannya hingga nabi terakhir Muhammad saw. Ishaq mempunyai dua anak, yakni Isu dan Ya'qub, yang disebut terakhir dikenal juga sebagai Israel dan darinyalah berasal keturunan Bani Israil.

Ya'qub mempunyai dua istri. Dari keduanya, dia dikaruniai 12 orang anak. Yakni, Raubin, Syam'un, Lawi, Yahuza (asal kata "Yahudi"), Yassakir, Zabulun, Yusuf as, Benyamin, Fad, Asyir, Dan, dan Naftah. Dari 12 putranya itulah kemudian keturunannya berkembang. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, orang-orang Israel sudah menjadi satu suku besar dan berpengaruh,mengembara ke berbagai daerah. Akhirnya, melalui pantai timur Laut Tengah, mereka sampai ke Mesir (ketika keluarga Ya'qub menemui Yusuf as yang telah menjadi orang kepercayaan Firaun di Mesir).

Di balik kisah keluarga Ya'qub, kebiadaban dan kelicikan anak-anak Ya'qub (baca: Bani Israil) sudah terbaca saat mereka tega memasukkan Yusuf as ke sumur tua karena iri hati lantaran Yusuf lebih disayangi ayahnya. Liciknya, mereka tega menyusun skenario alibi bahwa Yusuf dimakan serigala (dikisahkan dalam QS Yusuf)

Selama 100 tahun di Mesir, Bani Israil hidup dalam suasana aman dan makmur, tetapi berikutnya adalah masa-masa pahit karena penderitaan kerja paksa di Piton. Kemudian, Nabi Musa (cucu Ya'qub keturunan dari Lawi) membawa kaumnya kembali ke Palestina. Usaha Nabi Musa as untuk membawa Bani Israil masuk Palestina tidak berhasil karena umatnya membangkang hingga nabi wafat.

Akhirnya diteruskan oleh sahabatnya Yusa bin Nun. Dia membawa mereka memasuki Palestina melalui Sungai Yordan memasuki Kota Ariha dengan membunuh seluruh penduduknya. Dengan peristiwa itu, mulailah zaman pemerintahan Bani Israil atas tanah Palestina dan mereka berhasil membentuk suatu umat dari berbagai suku bangsa.

Kehidupan Bani Israil di Palestina itu dapat dibagi dalam tiga zaman. Pertama, zaman pemerintahan hakim-hakim (lebih kurang empat abad). Pada zaman tersebut, mereka mulai berubah dari cara hidup musafir kepada cara hidup menetap.

Kedua, zaman pemerintahan raja-raja (sekitar 1028-933 SM). Pada masa itulah, tepatnya pada masa pemerintahan Nabi Daud as, Bani Israil memasuki masa jaya di Palestina.

Ketiga, zaman perpecahan dan hilangnya kekuasaan Bani Israil. Setelah meninggalnya Nabi Sulaiman as kira-kira 935 SM, dia digantikan putranya, Rahub'am, tetapi keluarga Israil yang lain mengangkat saudara Rahub'am, yaitu Yarub'am. Dari sini mulailah Bani Israil memasuki masa perpecahan.

Sementara itu, Kerajaan Mesir di selatan kembali jaya, demikian pula Suriah di utara. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah Israil di Palestina bagai wilayah kecil yang terjepit celah-celah dua rahang mulut musuh yang menganga. Menjelang tahun 721 SM, kerajaan Israil lenyap dihancurkan oleh tentara Asyur (kini Iraq).

Dengan demikian, Bani Israil hanya sempat hidup menetap selama periode 1473-586 SM. Setelah itu, mereka berpencar kembali ke berbagai negara, seperti Mesir dan Iraq.

Kehancuran Israel lebih tragis lagi saat pasukan Romawi menaklukkan Palestina dan menduduki Baitulmaqdis. Panglima Titus Flavius Vespasianus sempat memusnahkan Jerusalem karena terjadi pemberontakan Yahudi di situ. Akhirnya, Bani Israil berhasil menyelamatkan diri lari ke berbagai negara, seperti Mesir, Afrika Utara, dan Eropa. Dengan ini, mulailah babak baru pengembaraan Bani Israil ke seluruh penjuru dunia.

Yahudi Tak Bisa Hidup Berdamai

Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dia telah menemukan orang-orang Israil sebagai suatu komunitas penting di sana. Maka, sebagai penghargaan terhadap mereka, Nabi Muhammad SAW menyusun Piagam Madinah yang mengatur hidup berdampingan secara damai antara umat Islam dan umat lain, termasuk umat Yahudi.

Namun, kemudian umat Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut, sehingga Alquran mengutuk mereka secara terus-menerus sebagai orang yang mengkhianati janji dan mereka diusir dari Madinah.

Diakui Bani Israel memang diberi kelebihan Tuhan berupa otak yang cerdas, tetapi angkuh, sombong, dan rasis. Justru karena keangkuhan dan arogansinya itulah, mereka (Bani Israel) dikenal sebagai umat ngeyel, pembangkang (QS Al-Baqarah). Meski kepadanya Tuhan mengutus beberapa nabi berturutan (Ya'qub, Yusuf, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dll) alih-alih mereka mentaati nabinya, bahkan ada yang membunuhnya. Kebiadaban yang sulit diceritakan dengan kata-kata.

Sejak awal pengembaraan ini sampai abad ke-19 (kira-kira 25 abad), orang Yahudi tidak banyak diperbincangkan. Hanya tercatat bahwa mereka terbuang dari satu daerah ke daerah lain atau terusir dari satu negara ke negara lain, sebaliknya umat Islam mengulurkan tangan kepada mereka.

Pada akhir abad ke-19 dan seterusnya, keadaan berbalik. Perang Dunia I dan Perang Dunia II mengubah nasib bangsa ini. Cita-cita zionisme ditunjang dengan semangat yang tinggi oleh seluruh peserta perang, kecuali Nazi Jerman. Dengan cara khusus, berangsur-angsur umat Yahudi bergelombang memasuki daerah Palestina.

Komisi persetujuan Amerika-Inggris memberi rekomendasi terhadap satu rombongan besar kaum ini untuk memasuki Palestina. Sampai pertengahan abad ke-20, dalam tempo 30 tahun, mereka yang memasuki Palestina mencapai angka 1.400.000 jiwa, hampir sama dengan jumlah penduduk asli Palestina.

Pada 1947, pemenang Perang Dunia II menghadiahkan satu negara Israel untuk orang Yahudi di Palestina. Negara ini sampai sekarang merupakan duri dalam daging bagi dunia Arab. Akibatnya, negara-negara Arab di satu pihak dan Israel di pihak lain merupakan dua kubu yang saling berhadapan. Peperangan antara dua kubu itu tidak putus-putusnya hingga kini, terhangat, ditandai dengan serbuan ke jalur Gaza yang membunuh ratusan korban tak berdosa.

Berkedok Historical Right

Gelombang imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ke Palestina itu didorong oleh semangat zionisme pimpinan Theodor Herzl (1860-1904), mereka adalah orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sangat lemah, jika tidak ada sama sekali. Mereka melihat "keyahudian" sebagai sebuah nama ras, bukan
masyarakat beriman. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi ras terpisah dari bangsa Eropa, yang mustahil bagi mereka untuk hidup bersama dan penting artinya bagi mereka untuk membangun tanah air sendiri. Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan ketika memutuskan tanah air manakah seharusnya itu.

Herzl, sang pendiri zionisme, suatu kali memikirkan Uganda, lalu dikenal sebagai "Uganda Plan". Sang Zionis kemudian memutuskan Palestina karena mereka merasa mempunyai hak sejarah (historical right) atas bumi Palestina. Tegasnya, Palestina dianggap sebagai "tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi".

Sang zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai agama ini dan mulai berpendapat bahwa Yahudi tidak dapat hidup dengan damai dengan bangsa-bangsa lainnya, bahwa mereka adalah "ras" yang tinggi dan terpisah. Karena itu, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina.

Logika zionisme yang nasionalis, rasis, dan kolonialis inilah yang menginspirasi semua penjajahan dan semua peperangan. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan Timur Tengah, kecuali jika Israel meninggalkan paham zionismenya dan kembali ke agama Ibrahim. Warisan bersama tiga agama wahyu yang pro kasih sayang dan persaudaraan: Yudaisme, Nasrani dan Islam.

Dipilihnya Palestina sebagai negara zionis karena "historical right" adalah alasan yang dicari-cari dan dipaksakan. Bukankah sejak abad ke-5 SM yahudi di Palestina tinggal sedikit yang tersisa, karena menyebar, berlarian mengembara ke seluruh penjuru dunia? Pantaskah bangsa yang sudah meninggalkan tanah kelahirannya 25 abad, lalu memaksakan diri kembali ke tanah asal dengan klaim mempunyai hak sejarah?

Lebih naif lagi jika semangat "mudik" itu harus diikuti dengan peperangan dan membunuh penduduk asli Palestina yang sudah menempatinya ribuan tahun dan puluhan generasi.

Melihat arogansi zionisme yang rasis, kolonialis, serta tidak bermotif iman dan damai, mestinya Israel bukanlah sekadar musuh Palestina, bukan pula musuh negara-negara Arab, atau bukan pula musuh Islam, tetapi musuh bersama dunia semua agama yang cinta damai. Sebab, jika zionisme sekuler yang menjadi mind-set nya, tidak akan pernah bisa hidup secara damai dengan siapa pun, di mana pun, dengan agama apa pun.

Wallahualam Bishowab

PALESTINA BERDUKA......................................(selalu)

Sudah selama 19 hari sampai hari ini penyerangan oleh musuh Islam laknatulloh Zionis Israel atas saudara-saudara kita di Jalur Gaza, Palestina. Sudah ribuan jumlah manusia yang jadi korban, baik yang mati maupun yang luka-luka dari yang ringan sampai yang sangat berat. Jumlah yang syahid mencapai angka 700-an lebih, sedangkan yang luka-luka sudah lebih dari angka 2000-an. Kalau dibayangkan dengan melihat berbagai tayangan tetang berita penyerangan atas Gaza di televisi tentu kita akan mengangguk-angguk dan bilang, "oh..........kasihan sekali mereka!" Mungkin itu saja atau mungkin juga kita akan segera bertindak dari memberi doa sampai memberi dana bahkan samapi datang ke lokasi perang dengan menjadi sukarelawan atau mujahidin.

Sungguh mengenaskan nasib mereka saudara-saudara Muslim kita di sana, jumlah sudah ribuan yang menjadi korban, tetapi masih juga belum ada penanganan dari masyarakat internasional untuk segera bertindak menghentikan kekejaman bangsa "monyet" Zionis Israel. Resolusi PBB sudah dikeluarkan, tetapi tetap saja belum aksi yang nyata dari Dewan Keamanan PBB. Data-data terbaru tentang jumlah korban dan kelompok umur dan jenis kelamin mana saja yang paling banyak menjadi korba, tetapi tetap saja belum ada aksi masyarakat internasional yang benar-benar riil dan ampuh menghentikan penyerangan oleh Zionis Israel.

Mana masyarakat Muslim yang selalu mendengungkan bahwa ikatan persaudaraan seiman adalah lebih jauh (Wallohi) jauh lebih kuat dari ikatan kesukuan, kebangsaan, bahkan ikatan darah sekalipun. Tetapi, manakah yang sudah kita perbuat? Baru sebatas pemberian dukungan moril dan materil berupa obat-obatan maupun makanan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu pun sebenarnya merupakan jihad atau pengorbanan kita kepada saudara seiman di Jalur Gaza, tetapi sudah pantaskah kita berpuas dengan hal itu saja? Semestinya tidak.

Indonesia sebagai negeri dimana populasi Muslimnya terbesar sedunia semestinya memainkan peranan yang paling penting dan vital dalam isu ini. Kita sudah tidak cukup dengan memberi peringatan dan hujatan keras terhadap Israel, hanya demo di jalan-jalan sambil membawa bendera Palestina.

Pun negara-negara Arab yang notabene adalah negara dengan mayoritas Muslim, belum dapat bersatu sampai saat ini. Mereka yang tergabung dalam Liga Arab belum memberika tindakan yang nyata dalam isu ini. Jangankan sampai mengirim tentaranya ke Jalur Gaza, menyatukan suara mereka saja untuk semua hadir pada pertemuan Liga Arab di Doha pun mereka belum bisa. Sungguh memilukan dan memalukan!

Negara-negara sebesar Arab Saudi, Mesir, dan Tunisia masih saja menunjukkan egonya masing-masing dan sikap tunduk kepada Amerika Serikat dalam isu ini. Mereka masih belum mau bersepakat satu suara dalam menangani isu Jalur Gaza. Sungguh luar biasa dan mudah-mudahan Alloh menunjuki mata hati para pemimpin mereka sehingga terbuka mata hatinya melihat penderitaan rakyat Jalur Gaza dan tidak hanya terlena dengan kenikmatan dunia berupa tahta, harta, dan wanita.

Bahkan negara yang kita anggap selama ini "Adi Kuasa" pun ternyata tidak mau melakukan apa-apa dalam isu Palestina. George W. Bush pun tidak melakukan apa-apa dan tidak akan melakukan apa-apa (berhubung masa jabatannya akan berakhir 20 Januri 2009). Dia hanya berkata ketika ditanya apa tanggapannya kepada aksi militer Israel atas Jalur Gaza, "merupakan hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan Hamas." titik. Seolah-olah kejadian saat ini di Jalur Gaza belum ada apa-apanya dibanding dengan kejadian di Amerika Serikat atau bahkan Holocaust-nya versi Yahudi.

Bahkan Presiden AS terpilih Barack Obama pun tidak mau buka suara. Dalam situs Aljazeera.net yang saya kutip di bawah ini, anda akan melihat bagaimana tanggapajn Obama atas perang di Gaza:

"Despite growing pressure on Barack Obama to speak out on the crisis in Gaza, the US president-elect has remained silent on the issue. Obama, holidaying in Hawaii, has made no public remarks on Israel's unrelenting military assault on the Palestinian territory, which has left more than 380 people there dead.

"The former Illinois senator spoke out after last month's attacks in Mumbai and has made detailed statements on the US economic crisis. But some fear that the US president-elect's reluctance to speak out on the Gaza raids could be sending its own message.

"Silence sounds like complicity," Mark Perry, the Washington Director of the Conflicts Forum group, told Al Jazeera.

"Obama has said that Israel has the right to defend itself from rocket attacks but my question to him is 'does he believe that Palestinians also have the right of self-defence?'"

Coba kita perhatikan terlihat bahwa pendapat Obama tetang kekajaman Israel ditanggapi dingin dan ogah-ogahan oleh Obama. Dia terkesan menutup mata atas aksi kamikaze-nya Israel. Dalam pemberitaan berikutnya, melalui juru bicaranya ia menyampaikan bahwa AS saat ini hanya memiliki satu presiden yakni Bush, sehingga dia tidak berwenang mengeluarkan pernyataan apapun ke media mengingat di menghormati pemerintahan yang sedang berjalan saat ini.

Tetapi coba kita bandingkan dengan pada waktu kejadian bom Mumbai, India yang sebenarnya menewaskan tidak lebih dari jumlah korban bom Bali I. Obama langsung mengeluarkan pernyataan kecaman dan kutukan terhadap pelaku bom bunuh diri tersebut. Nah, kalau saja ia mengatakan hanya ada satu presiden AS, ngapai dia mengeluarkan pernyataan atas isu di Mumbai tersebut, sedangkan ketika isu Gaza digulirkan ia hanya diam membisu, seolah-olah tidak tahu dan tak mau tahu. Semestinya kalau melihat beberapa pernyataan tersebut kita dapat tarik benang merahnya, yakni Obama tidak konsisten dan cenderung membeda-bedakan isu menurut korban dan pelaku yang ada. Jika Israel yang melakukan maka dia diam 1001 bahasa, sedangkan ketika "Muslim" yang melakukan kekerasan, maka sekecil apapun kekerasan tersebut dia pasti dihujat habis-habisan.

Sungguh saya sangat mengingatkan kepada saudara-saudara semua, apakah sampai saat ini anda masih bangga dan senang dengan terpilihnya Obama?
Yah, sudahlah mari kita tinggalkan Obama dengan teman-teman "monyet" nya tadi.
Maka sudah selayaknya kita sebagai Muslim dengan tidak melihat warna kulit dan kebangsaan mari kita dukung Palestina.

Hidup Palestina!

RAHASIA ADZAN

Mengapa lidah kelu disaat kematian? tetapi kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yang nazak (hampir ajal) tidak dapat berkata apa-apa..
Lidahnya kelu, keras, dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'.
Diriwayatkan sebuah hadis yang bermaksud : "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya. " Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa azan berkumandang.
Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan. Banyak fadhilatnya. Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas sesiapa yang berkata-kata ketika azan, All ah akan kelukan lidahnya ketika nazak.
Kita takut dengan kelunya lidah kita semasa ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah. ." yang mana sesiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah dengan izinNya menjanjikan syurga untuk mereka. Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut.
"Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah "Lailahaillallah. ." semasa sakaratul maut menghampiri kami. Amin..amin.. amin Yarobbal a'lamin.."
WASIAT NABI MUHAMMAD S.A.W. kepada SAIDINA ALI R.A.;

Wahai Ali, bagi orang MUKMIN ada 3 tanda-tandanya :
1) Tidak terpaut hatinya pada harta benda dunia.
2) Tidak terpesona dengan bujuk rayu.
3) Benci terhadap kebohongan dan perkataan sia-sia..

Wahai Ali, bagi orang 'ALIM itu ada 3 tanda-tandanya :
1) Jujur dalam berkata-kata.
2) Menjauhi segala yang haram.
3) Merendahkan diri.

Wahai Ali, bagi orang yang JUJUR itu ada 3 tanda-tandanya :
1) Merahasiakan ibadahnya.
2) Merahasiakan sedekahnya.
3) Merahasiakan ujian yang menimpanya.

Wahai Ali, bagi orang yang TAKWA itu ada 3 tanda-tandanya :
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal karena takut jatuh dalam keharaman.

Wahai Ali, bagi AHLI IBADAH itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Mengawasi dirinya.
2) Menghisab dirinya.
3) Memperbanyakkan ibadah kepada Allah s.w.t.

Uang Rp 50.000 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak derma masjid, tetapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan bola sepak. Semua insan ingin memasuki syurga tetapi tidak ramai yang berfikir dan berbicara tentang bagaimana untuk memasukinya .
Kita mengirimkan ribuan 'jokes' dan 'surat berantai' melalui e-mail tetapi bila mengirimkan yang berkaitan dengan ibadah seringkali berfikir 2 atau 3 kali.

OLEH ITU JANGAN BIARKAN DIRI KITA INI MENJADI SEBAHAGIAN DARI KELUCUAN TERSEBUT, INSYA'ALLAH.

Wallohu A'lam bishowab